Peta

Mengajarkanku membaca dunia

Japan

Negara dengan segala budayanya yang memikat mata,

Francais

Eropa yang penuh pesona, Prancis adalah salah satunya.

London

Pesona lain dari Eropa, kerajaan yang tak pernah tertidur..

Barcelona

Bukan hanya sebuah kota yang penuh cerita, namun menyimpan kekuatan didalamnya,

Saturday, January 3, 2015

When the world laugh at you

So what  are you gonna do when the world laugh at you ??



 
Just calm and relax.
Hohohohohohohohohoho 

Cover Geopreneurship

 
Hasil berkutat dengan photoshop untuk majalah di kampus. Hehehehehe
Enjoy it

Twister Tongue

English is amazing, don’t you believe it ? It can twist your tongue. So get ready to twist your tongue guys, well I mean get ready to read this sentences below !!
Tips : don’t forget to bring your dictionary, maybe you should check some word’s pronunciation.
A.      Around the rugged rocks the ragged rascal ran.
B.      Big black bug bit a big black bear and the big black bear bled black blood.
C.      Can I cook a proper cup of coffee in copper coffee pot ?
D.      Don’t doubt the doorbell, but differ with the doorknob.
E.       Eight gray geese in a green field grazing.
F.       Fine white vinegar with veal.
The free thugs set three thugs free.
G.     Grab the groundhog from the glazed grass. Grey geese in a green field grazing.
H.      High roller, low roller, lower roller. How can a clam cram in a clean cream can ?
I.        Inexplicably mimicking him hiccupping. I wish to wash my Irish wristwatch.
J.        Jingle jungle jangle joker.
K.      Knit kilts for nasty cold nights.
L.       Little lucky luke likes lakes, lucky little luke likes licking lakes.
M.    Monkeys make monopoly monotonous
N.     The next nest will not necessarily be next to nothing.
O.     Octopi occupy a porcupine’s mind. Only royal oily royal oil boils.
P.      Peter Prangle, 6he prickly pear picker, picked three perfectly prickly pears. A proper copper coffee pot.
Q.     Queen Catharine wakes the cat, and the cat quietly cries.
R.      Rubber Baby Buggy Bumpers! Roberta can rings around the Roman ruins.
S.       Some shun sunshine. Do you shun sunshine ? Sic stick shifts stuck shut.
T.       Three thick thistle sticks. The thirty three thieves thought that the thrilled the throne throughout Thursday.
U.     Unique New York, Unique New York, Unique New York.
V.      Venti, Grande, Tall-Very Grand Words for Large, Medium, Small.
W.    Will’s wetsuit is round and wet and rough and wide and ready to go on a watery ride. Wayne went to Wales to watch walruses.
X.      Xylophones exist or so existentialists insist.
Y.       Yoda met a Yeti on the Plains of Serengeti.
Z.       Zoologist illogically love to read astrology.
 
Try again below guys
1.       Red leather, yellow leather.
2.       The big black bug bled blue black blood.
3.       Sally sells sea shells by the sea shore.
4.       Six thick thistles sticks.
5.       Unique New York. You know you need unique New York.
6.       Specific Pacific.
7.       Purple Circle.
8.       The black dog danced on the barn floor barefooted.
9.       Six selfish shellfish.
10.   Any noise annoys an oyster but a noisy noise annoys an oyster most.
11.   Six sick slick slim sycamore saplings.
12.   The lips, the teeth, the tip of the tongue.
13.   The sixth sick sheik’s sixth sheep’s sick.
14.   I slit the sheet, the sheet I slit, and on the slit sheet I sit.
15.   A Tudor who tooted a flute tried to tutor two tooters to toot.
16.   Vincent vowed vengeance very vehemently.
17.   Gertie’s great-grandma grew aghast at Gertie’s grammar.
18.   We surely shall see the sun shine soon.
19.   Which witch wished which wicked wish ?
20.   The two –twenty-two train tore through tunnel.
21.   Three gray geese in the green grass grazing.
22.   Paul placed a plump pumpkin on a poolside placemat.
23.   Little liver-lipped Larry Lilly’s landlady looked listless.
24.   Kris Kringle carefully crunched on candy canes.
25.   Wild west winter winds waned while we waited wistfully wanting warmth.
26.   Betty and Bob brought back blue balloons from the big bazaar.
27.   Excited executives exercised their excising powers excessively.
28.   Six shimmering sharks swam sharply striking shins.
29.   Roberta ran rings around the Roman ruins.
30.   Six sick hicks nick six slick bricks with picks and sticks.
31.   Real world rural silver walrus.
32.   Six sleek swans swam swiftly southwards.
33.   Gobbling gargoyles gobbled gobbling goblins.
34.   Closed classless classroom closets clamor clandestinely for cleaning.
35.   Mary Mac’s mother’s making Mary Mac marry me.
36.   Bake batches of bitter, brown, blueberry bread.
37.   Green glass globes glow greenly.
38.   Seven slick slimy snakes slowly slid southward.
39.   On a lazy laser raiser lies a laser ray eraser.
40.   Chester Cheetah chews a chunk of cheap cheddar cheese.
41.   Five frantic frogs fled from fifty fierce fishes.
42.   Sometimes shavers slap soap suds showering shilling, shivering seamen.
43.   Five fuzzy French frogs Frolicked through the fields in France.
44.   How many yaks could a yak pack if a yak pack could pack yaks ?
45.   Gregarious gangs of grotesque gargoyle goons garishly grinned.
46.   Jubilant journalists journeyed jauntily, jabbering jokingly in January.
47.   Substituting sportscasters should show spontaneity sparklingly.
48.   Crisp crusts crackle crunchily.
49.   Pretty pretentious presumptuous people practice power plays predictably.
50.   Send toast to ten tense stout saints’ ten tall tents.
 
Source : EEC Fluency B Class Material

Saturday, June 8, 2013

REKTA

Sudah seharian ini aku termenung di kamar. Mimpi tadi malam membuatku tambah muram. Tentu saja, dia hadir lagi di mimpiku. Sudah berapa kali aku mengusirnya, sudah berapa kali juga ia mengindahkannya. Sudah seperti cermin saja duniaku, sudah berapa kali aku diusirnya, sudah berapa kali juga ku indahkan kata-katanya. Sudah terlanjur semua, susah rasanya untuk mengembalikan semua. Semua yang sudah ada mulanya. Aku sendiri bingung harus mengakhiri dari mana, karena awalku yang juga tak jelas bagaimana. Yang jelas aku belum bisa mengakhirinya, belum bisa. Meski berapa kali sudah kucoba, namun berapa kali juga aku menggagalinya. Melupakannya. Membuangnya. Aku rasa itu masih menjadi hal gila buatku. Dia. Rekta namanya. 


Saturday, May 18, 2013

BANGKU


Hari ini aku duduk di belakang bangkumu. Di sela-sela penjelasan dari guru aku mulai termangu. Dan mulai kualihkan pandanganku kearahmu. Kuperhatikan setiap kata yang keluar dari mulutmu. Seiring berjalannya waktu, sejak hari pertama aku mengenalmu. Sejak pertama kau menyapaku di lorong sekolah di kala hujan sore itu sampai mawar ini mulai merekah di hatiku. Sebuah lagu ternyanyikan di seantero sekolah membuatku menutup buku, namun masih tetap terpaku di bangku itu. Mengamati setiap mereka yang sudah berlalu menyisakan aku, kamu dan bangku.
“Tidakkah kau ingin beranjak dari bangku-mu ?”.
Hanya kubalas dengan senyumku, lalu kami sepakat meninggalkan bangku-bangku itu dan menuju ke depan pintu. Namun ternyata hujan segera menyerbu tanah-tanah berdebu, membuat kami ikut terpaku di depan pintu.
”Nathan, inget nggak waktu pertama kali masuk kelas ini, saat kamu manyapaku di lorong ini  dikala hujan sore itu ?”.  
” Aku pernah menyukaimu lho than”, tawa mirisku segera menyertai ucapanku.
“ Selamat ulang tahun Nad “, Nathan menyodorkan bingkisan berwarna biru yang nyatanya adalah warna favoritku .
Kubuka bingkisan itu, bingkisan berisi chocolate ball dan sebuah kartu berwarna biru.
 “ Maaf nad aku pernah menyukaimu. Dan maaf Hanya itu”, begitu bacaan kartu itu.
“ Sama-sama than, thanks chocolate ball-nya”, begitu jawabku.

KEMARIN DAN HARI INI


Semua tak akan pernah sama lagi, antara kemarin dan hari ini. Kemarin, kita masih bisa melangkahkan kaki ini bersama. Kemarin, kita masih menertawai tingkah konyolmu. Kemarin, kita masih bisa saling mencela dalam canda. Kemarin, kita masih bisa menikmati hangatnya peppermint tea.
Namun ketika sudah tiba waktunya, di saat kata sudah lagi tak punya makna. Di saat kata tak lagi mewakili hati kita. Di saat tak ada lagi cerita  yang sanggup mengundang tawa. Di saat keheningan menghangatkan kebersamaan kita. Di saat amarah tak sanggup lagi saling mengalah.
Dan pada akhirnya, hari ini aku pun masih sanggup melangkahkan kakiku, berjalan menjauh, menjauhkan langkah kakiku dari langkah kakimu.  Hari ini, aku masih sanggup tertawa, menertawai setiap tingkah konyolku saat aku bersamamu.  Hari ini, aku masih bisa meneguk hangatnya peppermint tea di tengah dinginnya hatiku. Di tengah rintik hujan di depan mataku, di tengah rintihan luka di lubuk hatiku.

Saturday, April 27, 2013

Habis gelap terbitlah gelap

Kakiku lemas, pinggangku sakit. Namun nyatanya aku sudah sampai di sebuah bookstore. Kejadian beberapa tahun yang lalu kembali terulang di masa kini. Entah tawa, entah takut, entah tolol, entah apa namanya.

Sudah biasa rasanya jikalau duduk di kelas 3 SMA membuatku lebih banyak berkegiatan dibanding biasanya. Sudah biasa rasanya membangkui bangkuku sebelum pukul 06:00, sudah biasa rasanya mengudap sarapan jam 10:00, sudah biasa rasanya mengunjungi bimbingan sepulang sekolah sampai jam 16:00. Dan lebih parahnya sudah biasa membolak-balik beratus-ratus lembaran buku. Bahkan beberapa kali mencari yang namanya X, yang notabene nggak pernah kemana-mana.

Alhasil penat penut cenat cenut badan ini rasanya, kasur kosan emang nggak seberapa nyaman  buat menghapuskan kehadiran penat penut ini makanya aku lebih mencari kenyamanan yang lain. Berkutat dengan angka nyatanya lebih membuatku nyaman, berkutat dengan ilmu matematika kata orang. Namun nyatanya sore itu ada hal yang membuatku gundah, hingga aku menunda perdebatanku dengan angka. Betapa gelap kamarku, sungguh ironis memang. Hal ini tentu saja membuatku harus rela meninggalkan bangku dan menegakkan badan, berjalan sekitar 800-an milimeter dan menjangkau colokan lampu. Maklum, di kamar untuk menghidupkan lampu tidak cukup hanya menekan saklar.

Kakiku lemas, Entah ingin tertawa, entah ketakutan, entah ketololan, entah apa namanya. Aku diam saja dalam kepanikan orang-orang dibawah sana. Jadi sebenarnya yang terjadi sebelum kelemasan kaki adalah :
Aku penasaran pada kabel colokan yang putus, yah ceritanya sih udah kek orang profesional gitu aku-nya. Kabel itu aku pegang sedemikan rupa sehingga jadilah kabel itu tersambung. Tentu saja aku bangga, dan karena segera ingin berdebat dengan sang angka aku segera mengembalikan kabel pada posisi semula, menyatu dengan stop kontak. Tak dinyana kabel menolak untuk bersatu hingga ujungnya yang berupa colokan huruf U terlempar disertai suara ledakan dan bau kabel terbakar. Jadilah seisi kosan jadi tambah gelap. Untung sangat beruntung ndak ada yang tahu bahwa dalang dari habis gelap terbitlah gelap itu adalah aku. Jadi ternyata aku ini sering melihat ayahku menyambung kabel, sumpah simpel banget cuman dipelintir aja tuh kabel terus jadi deh. Namun teoriku langsung runtuh hari itu juga.

Namun usut punya usut sebenarnya ada yang mengetahui kejadian itu. Ternyata di TKP pada waktu itu ada seseorang yang sedang berebah badan di kasur. Dan dia baru bercerita kepadaku setelah sekian waktu. Berpura-pura diam dan menahan tawa itu susah lama katanya sambil terus menertawa. 

Dan entah apa, sebelum aku pergi ke bookstore kejadian itu terulang lagi di kosanku pas udah kuliah. Jadi seisi kosan langsung pada menggelap karena emang udah gelap sebelumnya. Untungnya kali ini ketololanku tak ikut andil, cuman kecelakaan kecil aja.